Tuesday, March 29, 2016

Profil Kabupaten Pangandaran





Letak Kabupaten Pangandara di Jawa Barat

Peta Kabupaten Pangandaran


GAMBARAN UMUM WILAYAH
Kabupaten Pangandaran merupakan kabupaten yang baru saja diresmikan pada tanggal 17 November tahun 2012 lalu, baru berumur kurang lebih 3,5 tahun lahirnya Kabupaten Pangandaran didasari oleh Undang-undang nomor 21 tahun 2012 tentang Pembentukan Kabupaten Pangandaran di Provinsi Jawa Barat yang ditandatangani oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Dengan luas wilayah kabupaten 168.509 Ha, Kabupaten Pangandaran berasal dari sebagian wilayah Kabupaten Ciamis yang terdiri dari: Kecamatan Parigi, Kecamatan Cijulang, Kecamatan Cimerak, Kecamatan Cigugur, Kecamatan Langkaplancar, Kecamatan Pangandaran dan Kecamatan Sidamulih dengan ibukota kabupaten berlokasi di Kecamatan Parigi. Kabupaten Pangandaran memiiliki luas laut 67.340 Ha dan panjang pantau 91 Km.
Berbatasan selatan langsung dengan Samudera Indonesia, menjadikan Kabupaten Pangandaran memiliki potensi besar dibidang pariwisata perairan. Fakta ini mendukung misi Kabupaten Pangandaran yaitu “Kabupaten Pangandaran pada tahun 2005 menjadi kabupaten pariwisata yang mendunia, tempat tinggal yang aman dan nyaman berlandaskan norma agama”

GAMBARAN KONSTELASI WILAYAH
Berdasarkan Peratutan Pemerintah No. 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional, Pangandaran ditetapkan sebagai salah satu Kawasan Strategi Pariwisata Nasional (KPSN) dimana kawasan tersebut memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata nasional yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan.

FUNGSI UTAMA DAN PENDUKUNG WILAYAH
Selain sebagai KPSN, Kabupaten Pangandaran juga ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 26/2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN). Sementara berdasarkan Peraturan Daerah No. 22/2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Barat 2009-2029, Pangandaran ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional Provinsi (PKNP). Dan Pangandaran ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Provinsi (KSP) untuk penanganan ekonomi.
Dalam RIPPDA (Rencana Induk Pengembangan Pariwista Daerah) Provinsi Jawa Barat Tahun 2005 terkait penetapan Kawasan Wisata Unggulan di Jawa Barat, Kabupaten Pangandaran yang saat itu masih merupakan bagian dari Kabupaten Ciamis ditetapkan sebagai Kawasan Wisata Rekreasi Pantai Pangandaran.

POTENSI DASAR WILAYAH
A.    DEMOGRAFI
Jumlah penduduk Kabupaten Pangandaran pada tahun 2014 adalah 422.586 jiwa dengan jumlah perempuan 212.022 jiwa dan laki-laki berjumlah 210.564 jiwa. Berdasarkan usia, penduduk Kabupaten Pangandaran didominasi oleh penduduk dengan usia produktif (15-44) berjumlah 207.898 jiwa.
Sumber: Website Resmi Pangandaran
B.     EKONOMI
Kabupaten Pangandaran ditetapkan sebagai Kawasan Strategi Provinsi penanganan ekonomi, dengan dukungan potensi yang dimiliki adalah di bidang pertanian, perikanan, serta Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) unggulan wisata pantai.
  • Pertanian

Luas sawah di Kabupaten Ciamis tahun 2012 tercatat seluas 51.903 Ha dan 26 persennya ada di Kabuopaten Pangandaran atau sekitar 13.000 Ha dengan sawah irigasi dan tadah hujan. Sektor utama dalam produksi pertanian di Kabupaten Pangandaran adalah pertanian tanaman padi dengan produksi mencapai 214.044 ton pada tahun 2012.
Selain pertanian padi, sub sektor pertanian palawija juga tidak kalah potensial untuk ditingkatkan dengan jumlah produksi komoditas unggulan jagung 6.152 ton, ubi kayu 11.300 ton, ubi jalar 2.520 ton, kacang tanah 752 ton, kacang kedelai 2.084 ton, kacang hijau 725 ton dan komoditas lainnya.
  • Perikanan

Tempat pemeliharaaan atau penangkapan ikan di Kabupaten Pangandaran tersebar di 4 tempat yaitu laut, tambak seluas 44 Ha, kolam seluas 339 Ha, sawah 18,30 Ha. Dengan hasil produksi ikan pada tahun 2012 yaitu perikanan laut sejumlah 2.219,91 ton, tambak 687,8 ton, kolam 2.767,38 ton, dan sawah 40 ton. Nilai produksi ikan laut hasil tangkapan nelayan yang masuk Tempat Pelelangan Ikan (TPI) pada tahun 2012 mencapai 2.220 ton dengan nilai 43,03 milyar bukti nyata potensi ekonomi dari perikanan yang menjajikan untuk di kelola.
  • Pariwisata

Ditetapkan sebagai KPSN, Pangandaran memiliki berbagai alternatif wisata untuk dikunjungi. Pangandaran selalu dipadati pengunjung ketika masa liburan tiba.  Merupakan potensi terbesar yang dimiliki Kabupaten Pangandaran baik objek wisata pantai maupun sungai, objek wisata ternama yang terdapat di Kabupaten Pangandaran diantaranya: pantai pangandaran, taman wisata alam (cagar alam pananjung), pantai batu hiu, pantai batu karas, pantai madasari, pantai karapyak, dan wisata sungai yaitu cukang taneuh (green canyon), citumang, santirah.
Green Canyon
Pantai Batu Hiu
Hal lain yang menjadi daya tarik dari wisata di Kabupaten Pangandaran adalah telah tersedia fasilitas hotel dengan kelas yang bervariasi dan cukup lengkap, restoran dan tempat hiburan lainnya.

C.     SOSIAL BUDAYA
Masyarakat Pangandaran umumnya dalam melakukan aktivitas sehari-hari menggunakan bahasa Sunda, namun tidak jarang ditemui masyarakat berbahasa Jawa di Pangandaran. Hal ini dipengaruhi oleh letak Kabupaten Pangandaran yang berada di Jawa Barat dan berbatasan langsung dengan Jawa Tengah.
Kabupaten Pangandaran juga memiliki daya tarik tersendiri dari sisi budaya, terlihat dari beberapa kesenian tradisional yang sering disuguhkan saat acara tertentu di Pangandaran. Beberapa merupakan asli khas Pangandaran namun beberapa juga merupakan hasil pencampuran budaya. Kesenian budaya yang sering ditampilkan oleh masyarakat Pangandaran diantaranya, Ronggeng Gunung, Kuda Lumping, Seni Kentongan, Kesenian Rengkong, Wayang Golek, Wayang Kulit, dan Sintren.
Ronggeng Gunung, Kesenian Khas Pangandaran
Selain kesenian, masyarakat Pangandaran umumnya masih percaya terhadap ritual-ritual terdahulu yang dalam pelaksanaanya mendapatkan pro dan kontra dari berbagai pihak. Ritual Hajat Laut merupakan salah satu ritual yang masih dilakukan oleh masyarakat Pangandaran.

D.    SARANA PRASARANA
Menjadi Kabupaten tujuan destinasi wisata baik untuk warga lokal maupun warga asing, menuntut Kabupaten Pangandaran memiliki sarana prasarana yang baik sehingga menunjang keberlangsungan aktivitas setempat.
Namun tantangan tersebut belum mampu dijawab sepenuhnya oleh Kabupaten Pandanadaran, dilansir dari media online tidak sedikit yang mengeluhkan terhadap penyediaan dan pelayanan sarana prasarana disana baik warga asli Pangandaran atau wisatawan
Menanggapi keluhan tersebut, Pemerintah Kabupaten Pangandaran dengan sigap mencangangkan pembangunan program yang dapat meningkatkan penyediaan dan pelayanan sarana prasarana . Pembangunan ini nantinya juga pasti akan berdampak terhadap memingkatnya kunjungan wisatawan di Pangandaran.

POTENSI YANG DAPAT DIKEMBANGKAN
Meninjau dari potensi demografi yang dimiliki Kabupaten Pangandaran, peran Kabupaten sebagai destinasi wisata harusnya dapat menyerap usia produktif atau ketenagakerjaan yang ada di Kabupaten Pangandaran. Bahkan dari mereka dapat membuka usaha sendiri seperti restoran, peningapan, atau sekelas jasa laundry harian yang dapat memperkerjakan orang lain. Selain dapat meningkatkan perekonomian daerah, juga dapat meminimalisisr pertambahan jumlah pengangguran terutama di Kabupaten Pangandaran.
Sebagai destinasi wisata favorit di Jawa Barat, peningkatan kualitas pelayanan ataupu inovasi-inovasi wisata perlu ditambahkan dalam rangka meningkatkan wisatawan yang datang. Inovasi pembangunan gedung khusus untuk penampilan kesenian Pangandaran dapat dilakukan untuk pemberdayaan penduduk terutama penduduk usia produktif yang menonjol di Kabupaten Pangandaran. Selain menyerap tenaga kerja, inovasi ini dapat dengan berkelanjutan melestarikan kesenian Kabupaten Pangandaran.



DAFTAR PUSTAKA
Penyusunan Actioon Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat Kawasan Wisata Kria dan Budaya Priangan




No comments:

Post a Comment